ss_blog_claim=28005160a7cc961a749671ac2088cce2 ss_blog_claim=28005160a7cc961a749671ac2088cce2

Photobucket

Photobucket

Premium Blog Templates

Teknologi Khusus Kursi Roda

TEKNOLOGI dikembangkan untuk memudahkan manusia. Entah itu untuk bisnis atau sekadar hiburan. Pengembangan secara positif juga bisa diperuntukkan mereka yang kurang beruntung. Ya, Toyota dengan prinsip itu membuat kursi roda yang dikontrol pikiran.

Kursi roda spesial tersebut diciptakan Toyota bekerja sama dengan RIKEN, perusahaan riset di Jepang. Alat khusus itu bisa dikendalikan dengan mudah oleh para penyandang cacat. Yaitu, membaca pikiran penggunanya. Teknologi yang digunakan adalah sinyal EEG (electroencephalography).

Dalam press release yang dikeluarkan pada Senin (29/6) disebutkan bahwa teknologi itu merupakan yang tercepat di kelasnya. Dalam penemuan sebelumnya, dibutuhkan waktu beberapa detik untuk membaca dan menginterpretasikan gelombang otak.

Namun, dengan teknologi baru tersebut, hanya dibutuhkan waktu 125 milliseconds atau sekitar seperdelapan detik. Jadi, pengguna tidak akan merasakan jeda sedikit pun saat otak mulai memberikan instruksi hingga kursi roda bergerak.

Sistem tersebut menggabungkan dua teknologi yang dikembangkan RIKEN, yakni blind signal separation (BSS) dan space-time-frequency filtering technology. BSS adalah teknologi yang bisa memisahkan antara noise dan komponen sinyal dalam otak.

BSS digunakan untuk mengontrol kursi roda. Dengan itu, yang ditangkap memang sinyal perintah untuk melakukan gerakan. Teknologi tersebut digunakan dengan memanfaatkan sinyal EEG.

Sementara itu, space-time-frequency filtering adalah teknologi yang mengekstraksi pola ruang, waktu, serta frekuensi dari data sinyal EEG. Tujuannya, membedakan fitur utama dan komponen signifikan yang bisa dipercaya sebagai info mengontrol kursi roda. Nah, BSS dan EEG itulah yang memungkinkan analisis gelombang otak dilakukan dalam waktu sangat singkat.

Kursi roda dilengkapi detektor EEG dalam bentuk electrode skull cap, cheek puff detector, dan sebuah display untuk membantu pengontrolan. Pengguna yang duduk di kursi roda diharuskan mengenakan topi yang bisa membaca gelombang otak. Gelombang otak itu diteruskan sebagai sinyal EEG. (kiy/bs/kkn)

Untuk dapat bergerak ke kiri, kanan, dan depan, pengguna hanya cukup memikirkan gerakan-gerakan tersebut. Kursi roda kemudian akan meresponsnya secara instan.

Sistem ini menggabungkan dua teknologi yang dikembangkan RIKEN, yakni blind signal separation (BSS) dan space-time-frequency filtering technology.





BSS adalah teknologi yang dapat memisahkan antara noise dan komponen sinyal dalam otak.

Space-time-frequency filtering technology berguna untuk membedakan fitur utama dan komponen signifikan yang dapat dipercaya sebagai info mengontrol kursi roda. (*)

Courtesy : Jawa pos.

0 comments: